Selasa, 04 Desember 2007

Hujan

Kemarin Mojokerto hujan deras sekali dari sore sampai malam. Sebenarnya senang saja tapi akibatnya itu sawah dikampungku jadi kebanjiran padahal padinya sudah mau panen. Mungkin juga karena saluran pembuangan air dari kota yang melewati areal persawahan tidak dekeruk oleh dinas PU dan memang seperti itu mereka biasanya menunggu kota kebanjiran barulah dilakukan pengerukan. Ini juga diperparah dengan bocornya saluran irigasi dari arah sungai Brantas makin parahlah banjirnya. Sepertinya memang begitu mental aparat negara kita lebih suka menangani bencana dari pada mencegahnya. Padahal kalau mereka mau melihat lihat saluran air yang ada pasti mereka akan tahu kalau banyak yang tidak beres. Tapi seperti PNS lazimnya mungkin mereka sekarang sedang duduk-duduk di warung kopi atau sedang "berwisata kuliner" diwarung yang ada di seantero kota, kayak nggak ada kerjaan saja.

Sabtu, 01 Desember 2007

Jember, apa bahasa ibumu?

Jember, barangkali ini adalah salah satu kota yang unik di Jawa Timur atau mungkin di Indonesia terutama dalam segi bahasa. Sudah menjadi hal yang jamak kalau tiap kota atau daerah mempunyai bahasa daerah atau bahasa ibu yang dipergunakan oleh perduduknya dalam perbincangan sehari hari. Namun di jember hal ini mungkin akan membingungkan kita kenapa? Disana bahasa yang digunakan adalah bahasa Jawa dengan logat Madura, atau campuran dari kedua bahasa itu. Dan sudah umum kalau orang Jember menguasai kedua bahasa itu untuk percakapan seahari-harinya. Hal ini terjadi karena penduduk Jember umummya adalah para pendatang baik Jawa atau Madura, dan kota Jember adalah pusat pertemuan dari dua suku ini maka muncullah bahasa gado gado ini. Yang menarik lagi adalah diluar kota, disebelah utara yang dihuni oleh orang Madura maka bahasa yang digunakan adalah Madura dan diselatan daerah Ambulu dan sekitarnnya bahasanya adalah Jawa. Mungkin yang lebih menarik lagi adalah kenyataan bahwa lagu-lagu daerah yang paling popular di sana bukannlah lagu-lagu Madura atau Jawa melainkan lagu-lagu Banyuwangian yang tentu saja menggunakan bahasa Banyuwangi atau bahasa Using. Jadi jangan heran kalau orang Jember juga mahir berbahasa Using, ini didukung pula oleh radio di sana yang hampir semuanya mempunyai acara lagu-lagu Banyuwangian tentu saja dengan menggunakan bahasa Using sebagai bahasa pengantarnya. Jadi kalau ada pertanyaan buat orang Jember, apa bahasa ibu mereka? pasti jawapannya akan berbeda beda. Mungkin lebih tepat bahasa Jember.

Rabu, 28 November 2007

Pengamen bisu

Melihat judul diatas barangkali anda tidak akan percaya namun ini benar-benar saya temui. Suatu hari dalam perjalanan menuju ke Jember tepatnya di daerah Lumajang masukklah seorang pemuda tanggung sambil menenteng gitar kecil(ukulele) sudah dapat diduga ia adalah seorang pengamen dan memang adalah hal yang biasa ada pengamen yang turun naik didalam angkutan umum seperti bus yang aku tumpangi ini. Dan seperti biasa para penumpang tidak terlalu peduli sampai saat gitar telah dipetik dan tidak terdengar suara orang bernyayi melainkan terdengar suara yang lebih mirip rintihan-rintihan kecil. Tentu saja kami yang tadinya tidak peduli jadi melongok ke depan dan benar ternyata suara itu berasal dari pengamen tadi dan rintihan tadi ternyata adalah "lagu" yang sedang dinyanyikan olehnya. Tentu saja kami semua terkejut dan terkesima melihat pemandangan yang tidak lazim ini. Bayangkan saja seorang pengamen tapi bisu. Dan entah karena menikmati "lagu" yang dinyanyikannya atau karena merasa iba banyak para penumpang yang merogoh koceknya untuk memberi uang receh buat pengemen yang tiada duanya ini.

Anthurium, mahal? mengapa ?

Dewasa ini berbagai media ramai membicarakan tentang tanaman nathurium yang harganya bisa mencapai jutaan bahkan diatas satu milyar. Mungkin kita jadi bertanya apa yang membuat seseorang rela mengeluarkan uang sedemikian besar untuk satu pot tanaman.
Yang jadi pertanyaan berapa lama ini akan bertahan mungkin kita teringat pada euphorbia yang tadinya manjadi daya tarik dana harganya meroket namun secepat itu pula terjun bebas dan anjlok. So, mungkin kita pernah baca berita di beberapa media tentang penyitaan tanaman anthurium di bandara Adi S di kota Solo beberapa waktu yang lalu, dimana tanaman anthurium dibawa oleh para penumpang dari Malaysia karena disana harga tanaman ini telah merosot alias sudah tidak menjadi trend lagi. Kalau begitu apa yang menjadi tanaman ini begitu mahal jawapannya adalah karena trend yang diciptakan oleh orang-orang penjual dan penggemar tanaman hias. Yang unik tentu saja karena kalau mau jujur tanaman ini secara estetika biasa saja namun karena trend yang diciptakan dan pemberitaan yang luar biasa orang jadi ingin tahu dan ramai -ramai memilikinya , biar tidak ketinggalan jaman mungkin?. Bahkan ada beberapa orang yang menyakini ada jenis anthurium tertentu yang bisa bikin panjang umur. Well, namun itu semua terserah kita semua akan menjadi pengikut trend atau membeli sesuatu karena kita memang suka. Karena akan menjadi mubazir bila sekarang membeli sesuatu degan harga mahal namun beberapa waktu kemudian tidak berharga lagi.

Sabtu, 24 November 2007

kebiasaan

entahlah akhir akhir ini aku tak tahu apa yang harus aku lakukan, aku pernah dengar bahwa kebiasaan adalah racun, nampaknya memang benar bila kebiasaan yang kita maksut adalah kebiasaan buruk. mungkin itulah yang kini aku alami kebiasaan burukku untuk bermalas-malasan nampaknya makin meyergapku , sungguh aku ingin segera terlepas darinya namun tak semudah dikata.

Senin, 19 November 2007

uneg

hi, aku blogger baru nih